Orang yang diliputi kemarahan biasanya akan berakhir dengan rasa malu,

Pagi ini mau tidak mau aku harus pergi ke bank. Sudah lama aku memantapkan niat bahwa tidak akan membuka rekening di bank milik negara ini. Karena seringnya keluhan yang kudengar, terkait sistem yang seringkali error. Ditambah dengan kisah-kisah perbandingan pelayanan satpam di beberapa bank yang ada.

Namun karena rekening ini dibuat untuk keperluan yang cukup mendesak, akhirnya aku harus. Pertama datang nampak bapak satpam dengan ramah melayani. Aku cukup beruntung sebab pagi ini belum banyak antrian nasabah. Jadi proses pembuatan rekening berjalan cukup cepat dan lancar berkat bantuan dan arahan bapak satpam.

Ya, info dari temanku : membuat rekening di bank ini harus online dan tidak bisa membuat di bank secara langsung. Namun nyatanya? Memang semua itu perlu memastikan sendiri supaya jelas jawabannya. Bukan sekedar info dari teman atau lainnya. Ternyata pelayanan satpam di bank ini sangat baik, sabar dan informatif.

Setelah saya mengisi data-data dengan menggunakan tab yang dipinjamkan oleh bapak satpam. Beberapa saat kemudian saya diminta masuk untuk bertemu dengan cs. Keperluan isi data diatas kertras, tanda tangan dan membuat pin hampir selesai.

Sembari menanti cs mengecek data-data milikku, aku melihat satu banner dengan wajah Menteri BUMN terpampang. Ternyata perihal peringatan setahun AKHLAK. AKHLAK menjadi nilai yang telah diterapkan oleh kementerian BUMN dalam melayani negeri. AKHLAK sendiri memiliki singkatan Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif

Namun ada seorang nasabah masuk sebelum nomor antriannya dipanggil. Cs yang sedang melayani saya otomatis menegur dengan sangat sopan (menurutkuuu). Nasabah itu tidak terima, menjawab teguran dengan nada tinggi.

Pergi keluar ruangan dengan menghempaskan pintu kaca, padahal dibaliknya ada seorang anak kecil yang sepertinya dahinya menjadi terluka karena terkena pintu kaca yang dibuka mendadak.

Sungguh, miris aku melihatnya.

Belum usai disitu, cs menyusul keluar nasabah tersebut dan meminta maaf. Nasabah terus berkata-kata dengan penuh amarah. Yang saya ingat begini, “Saya ini nasabah dengan setoran ratusan jumlahnya, transaksi ini penting dan sedang ditunggu banyak orang”, begitu kata-kata nasabah tersebut.

Hati saya bergejolak turut menjawab, “Ya nasabah yang punya keperluan bukan cuma kamu saja, kami semua pun antri dengan baik”.

Gemas sekali melihat adegan-adegan arogansi macam begini. Betapa susahnya memang untuk menjadi rendah hati, sabar dan tidak buru-buru marah.

Singkat cerita pimpinan bank keluar dan nasabah tersebut langsung masuk ruangan untuk mendapatkan layanan. Iyaa akhirnya cepat dilayani, namun bonus rasa malu karena menjadi totonan banyak orang.

Aku belajar satu hal. Cs bank tersebut sesungguhnya sudah melakukan yang terbaik, memenuhi beberapa nilai AKHLAK yang sedang dijalankan. Siapapun nama cas tersebut, Tuhan memberkati hidupmu, terimakasih untuk kesabaran dan kerendahan hati. Hal yang tidak mudah untuk dilakukan bagi kebanyakan orang. YD